article-image

Sumber Gambar: Artem Makarov via Unsplash

Hama dan penyakit adalah hal yang tidak bisa dihindarkan saat membudidayakan tanaman. Apabila serangan hama dan penyakit telah mencapai tahap yang cenderung merugikan maka dianjurkan untuk diberikan pestisida dan sejenisnya. Secara umum, pengaplikasian pestisida dan sejenisnya pada tanaman dilakukan dengan penyemprotan. Akan tetapi, seringkali kegiatan penyemprotan kurang maksimal akibat beberapa faktor diantaranya larutan pestisida yang tertiup angin saat disemprotkan, cairan jatuh atau tidak bertahan lama pada bagian tanaman. Salah satu upaya yang biasa dilakukan oleh petani adalah dengan memberikan larutan perekat.

Larutan perekat digunakan untuk meningkatkan kinerja pestisida pada tanaman. Agar dapat bekerja dengan optimal, pestisida harus tersebar dan lebih melekat di permukaan tanaman. Oleh karena itu, ditambahkan zat kimia pembantu agar mengubah sifat fisik tetesan air dan mengatur sebagian penyebarannya pada permukaan. Tujuan utama dari zat pembantu adalah untuk menyediakan area pelapisan yang luas untuk pestisida dengan memegang target dengan sangat baik. Secara umum, zat pembantu ini terbuat dari produk lemak, cat minyak, lilin, deterjen, minyak hewani, glukosa dan selulosa. Zat pembantu yang digunakan dicampur dengan pestisida dalam tangki dan mencapai target dengan tetesan saat penyemprotan. Persebaran dan ketahanan pestisida pada tanaman target semakin meningkat. Penyemprotan pestisida yang baik adalah ketika tetesan yang tersebar harus menutupi permukaan daun melekat pada permukaan sehingga tidak berpindah.

Setiap tanaman memiliki permukaan yang berbeda-beda. Beberapa ada yang licin dan berlilin sedangkan yang lain ada yang berbulu. Sebagian memiliki sifat mudah basah atau suka air (hidrofilik) dan ada yang sulit atau suka lemak (hidrofobik). Hal ini memungkinkan penggunaan sabun pencuci piring seperti S*nlight sebagai perekat pestisida karena sabun mengandung bahan aktif surfaktan yang memiliki kedua sifat hidrofilik dan hidrofobik. Bahan aktif tersebut berfungsi menurunkan tegangan permukaan air. Tegangan permukaan mempengaruhi efek persebaran tetesan pada permukaan tanaman. Semakin besar tegangan permukaannya maka butiran air semakin besar, tidak dapat tersebar luas, dan cenderung lebih berat sehingga mudah tergelincir. Sebaliknya, jika tegangan permukaan cairan semakin kecil maka bentuk butiran juga lebih kecil, mampu tersebar luas, dan butiran lebih ringan. Akan tetapi, penggunaan sabun atau deterjen pada tanaman tidak dianjurkan karena belum terdapat penelitian lebih lanjut terkait dosis penggunaan dan efek samping pada tanaman yang dihasilkan. Selain itu, residu/sisa dari sabun dapat mengganggu lingkungan seperti menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan zat perekat yang telah terstandar lebih dianjurkan.

Sumber:

Altuner, E. E. & Ozcan, E. 2016. “The Place of Adhesives Used in Agrochemicals and Chemistry”. Journal of Chemical, Biological and Physical Sciences, 6(3): 1006-1011.

https://kacamatatmtkb.blogspot.com/2016/03/zat-kimia-yang-terkandung-dalam-sabun.html

Siahaan, O.P. 2011. “Pengaruh Suhu Terhadap Tegangan Permukaan Sabun Cuci Piring Cair Buatan Sendiri, Sunlight, dan SOS”. Karya Ilmiah. Dep. Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang